Oleh Ummu Mufais
Kadang tak terpikir oleh kita waktu berjalan maju, bukan mundur, tapi keadaan kita bukan semakin membaik, kadang semakin memburuk.
Bencana yang terjadi di mana-mana, tsunami yang terjadi di aceh, jepang dan di beberapa negara, dengan berbagai macam bencana lainnya, itu adalah peringatan dari Yang Maha Kuasa, namun semua itu hanya sekejap saja mengingatkan kita, selanjutnya terlupa kembali, bahkan tak kan teringat lagi, apa yang telah terjadi pada saudara-saudara kita di sana.
Bencana yang terjadi di mana-mana, tsunami yang terjadi di aceh, jepang dan di beberapa negara, dengan berbagai macam bencana lainnya, itu adalah peringatan dari Yang Maha Kuasa, namun semua itu hanya sekejap saja mengingatkan kita, selanjutnya terlupa kembali, bahkan tak kan teringat lagi, apa yang telah terjadi pada saudara-saudara kita di sana.
Ketika pertama mendengar bencana yang menimpa, rasa ikut sedih dan prihatin timbul, para selebritis pun sebagai pablik figur segera mengumpulkan dana untuk menopang mereka -mereka yang telah kehilangan harta benda, namun semua itu hanya sekejap saja menyadarkan mereka, karena setelah satu minggu, dua minggu bahkan satu bulan, dua bulan berlalu maka semua itu akan menjadi cerita bersambung yang tidak lagi menarik bagi mereka.
Takdir itu tak mungkin kita hindari, tidak siapa pun, bahkan nabi pun tidak dapat menghindar dari takdir. Semua berjalan sebagaimana mestinya, kita hanya mengikuti arus jalannya waktu. Belum lama ini saya membaca di sebuah tabloit ada seorang selebritis merayakan hari ulang tahun anaknya di sebuah hotel, dengan menyewa empat ruangan sekali gus, serta pernikahan selebritis yang kabarnya menghabiskan dana sebesar satu milyar, lupakah mereka akan penderitaan saudaranya, lupakah mereka akan saudaranya yang tidak dapat makanan hari ini, dan menahan lapar, menunggu sampai bantuan datang. Sementara mereka berfoya-foya dengan menghabiskan jutaan uang, dan membuang - buang makanan begitu saja.
Bukalah penutup mata hati kita yang selama ini tertutup oleh kemewahan, bukalah mata kita lebar-lebar agar bisa melihat penderitaan mereka tidak dari satu sisi, melainkan dari semua sisi, agar kita tahu apa yang mereka butuhkan, apa yang mereka inginkan, apa yang mereka tangiskan, dan apa yang mereka cari dari kita yang berlebih. Tundukkan kepala kita agar kita tetap menjadi orang yang senantiasa rendah hati dan berysukur, tidak sombong dan congkak.
Kelak bila waktunya tiba, semua harta benda kita tidak lagi berguna, hanya amalan saja yang dapat membawa kebahagiaan untuk kita di akhirat sana.
Kelak bila waktunya tiba, tidak ada satu pun orang yang dapat menolong mengembalikan nyawa kita, hanya Allah swt saja yang berkuasa atas diri kita, dan mereka-mereka, teman-teman kita hanya menangis di saat itu saja, setelah beberapa hari berselang mereka akan melupakan kita, dan meninggalkan kita, apa yang dapat menolong kita kalau bukan pahala kita selama di dunia, teman kita hanya kegelapan dan sepi, pakaian kita hanya kain putih dan tanah merah.
Kelak bila waktunya tiba, tidak ada satu pun orang yang dapat menolong mengembalikan nyawa kita, hanya Allah swt saja yang berkuasa atas diri kita, dan mereka-mereka, teman-teman kita hanya menangis di saat itu saja, setelah beberapa hari berselang mereka akan melupakan kita, dan meninggalkan kita, apa yang dapat menolong kita kalau bukan pahala kita selama di dunia, teman kita hanya kegelapan dan sepi, pakaian kita hanya kain putih dan tanah merah.
Maka bila waktunya tiba, tidak ada yang dapat menghalangi, tidak juga orang tua kita, suami kita, dan bahkan anak-anak kita, mereka hanya dapat menyaksikan kepergian kita dengan tangisan. Karena sesungguhnya kita milik Allah, maka akan kembali kepada Allah.
Rosulullah SAW mengingatkan pada kita tentang lima perkara sebelum datangnya lima perkara, dalam hadistnya :
Dari Ibnu ‘Abbas, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
اِغْتَنِمْ خَمْسًا قَبْلَ خَمْسٍ : شَبَابَكَ قَبْلَ هَرَمِكَ وَ صِحَّتَكَ قَبْلَ سَقَمِكَ وَ غِنَاكَ قَبْلَ فَقْرِكَ وَ فَرَاغَكَ قَبْلَ شَغْلِكَ وَ حَيَاتَكَ قَبْلَ مَوْتِكَ
“Manfaatkan lima perkara sebelum lima perkara :
[1] Waktu mudamu sebelum datang waktu tuamu,
[2] Waktu sehatmu sebelum datang waktu sakitmu,
[3] Masa kayamu sebelum datang masa kefakiranmu,
[4] Masa luangmu sebelum datang masa sibukmu,
[5] Hidupmu sebelum datang kematianmu.”
(HR. Al Hakim dalam Al Mustadroknya, dikatakan oleh Adz Dzahabiy dalam At Talkhish berdasarkan syarat Bukhari-Muslim. Hadits ini dikatakan shohih oleh Syaikh Al Albani dalam Al Jami’ Ash Shogir)
Waktu mudamu sebelum datang waktu tuamu, maksudnya: “Lakukanlah ketaatan ketika dalam kondisi kuat untuk beramal (yaitu di waktu muda), sebelum datang masa tua renta.”
Waktu sehatmu sebelum datang waktu sakitmu, maksudnya: “Beramallah di waktu sehat, sebelum datang waktu yang menghalangi untuk beramal seperti di waktu sakit.”
Masa luangmu sebelum datang masa sibukmu, maksudnya: “Manfaatklah kesempatan (waktu luangmu) di dunia ini sebelum datang waktu sibukmu di akhirat nanti. Dan awal kehidupan akhirat adalah di alam kubur.”
Masa kayamu sebelum datang masa kefakiranmu, maksudnya: ”Bersedekahlah dengan kelebihan hartamu sebelum datang bencana yang dapat merusak harta tersebut, sehingga akhirnya engkau menjadi fakir di dunia maupun akhirat.”
Hidupmu sebelum datang kematianmu, maksudnya: “Lakukanlah sesuatu yang bermanfaat untuk kehidupan sesudah matimu, karena siapa pun yang mati, maka akan terputus amalannya.
Semoga dengan lima perkara di atas, kita dapat mempergunakan waktu kita sebaik-baiknya.
Wallauhu ´alam bishawab.
Ciri-ciri orang yang cerdik ialah :
"Secerdik-cerdik manusia ialah yang terbanyak ingatannya kepada kematian serta yang terbanyak persiapannya untuk menghadapi kematian itu. Mereka itulah orang-orang yang benar-benar cerdik dan mereka akan pergi ke alam baka dengan membawa kemuliaan dunia dan akhirat." ( Riwayat Ibnu Majah dan Abiddunya )
Tidak ada komentar:
Posting Komentar